Get Lost in Sabang

Gambar
Berpetualang di Titik Nol KM Indonesia LIBURAN. Apa sih yang ada dibenak kalian kalau mendengar kata liburan? Pasti menyenangkan kan? tapi nyatanya gak semua liburan itu menyenangkan loh apalagi kalau kelamaan, liburan yang gue kira cuman 3 minggu ternyata sebulanan ini, awalnya gue habisin dengan jalan-jalan bareng temen gue ke bogor tapi itu juga cuman sehari dan sekali seminggu. Minggu pertama dihabiskan dengan wisata kuliner, waktu itu gue lagi kepengen banget makan ayam doyong gara-gara nonton jwestbros di youtube, akhirnya kesampean namun kurang puas karena, warung ayam doyong yang dikunjungi gue berbeda sama yang jwestbros kunjungi, soalnya ayamnya beda gitu terus gue dan temen gue memutuskan untuk lanjut ke surken beli martabak dewa yang ada di jwestbros dalam episode sama. Setelah mencoba martabaknya ternyata worth it lah perjuangan ngantrinya sampai hampir sejaman kurang dan harganya yang cukup mahal sih menurut gue yaitu 45 ribu. Minggu kedua. kali ini gue dan teman-t

Makalah Ilmu Sosial Dasar: Manusia sebagai Makhluk Sosial

MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


NAMA : MUHAMMAD FICKI
NPM     : 54416852
KELAS : 1IA16



Pendahuluan
           
Manusia. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial, dimana manusia itu bisa membagi suatu hal untuk dirinya sendiri ataupun dengan berbagi dengan manusia lain. Dalam berbagai kitab dijelaskan bahwa manusia memerlukan manusia lain untuk menemani atau membantunya di dunia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam Q.S. Al Hujuraat ayat 13, Allah SWT berfirman “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku- suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” dalam surah tersebut dijelaskan bahwa telah diciptakan manusia olehNya untuk bersosialisasi dengan saling mengenenal satu sama lain. Dalam alkitab kejadian 2:18(TB) dikatakan bahwa TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,   yang sepadan dengan dia.", setiap agama pasti mengajarkan manusia untuk berbuat baik terhadap makhluk lainnya, agar kita bisa hidup dengan keseimbangan, maka sangat jelas bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena bagaimana-pun pasti akan membutuhkan manusia lain, contoh dalam fase awal kehidupan seorang manusia, dimana ia masih bayi, pasti ia membutuhkan orangtuanya untuk menghidupinya, semenjak didalam kandungan-pun manusia sudah diajarkan bersosial oleh ibunya seperti mengelus-elus perut sambil mendoakannya agar menjadi anak yang seperti apa. Manusia membutuhkan manusia lain untuk melanjutkan keturunannya, manusia tanpa manusia lain bagaikan biji pohon tanpa terkena sinar matahari, air hujan, dan lainnya, biji pohon itu akan sulit tumbuh dan lama kelamaan mati tidak berguna. Manusia perlu belajar dari tumbuhan pohon pisang, dalam keadaan apapun dia akan mengusahakan dirinya agar berguna, contohnya pohon pisang hanya dapat di panen sekali, lalu ia akan mati tetapi menghasilkan tunas baru sebagi penerusnya, begitupun jika ia terkena banjir dia akan mati tapi tetap menghasilkan tunas baru, dengan harap si tunas baru ini bisa tumbuh dan berguna.     


Pembahasan

Manusia adalah makhluk sosial. Fitrahnya memang demikian, manusia bukan makhluk soliter yang betah hidup menyendiri seperti beruang kutub. Barangkali hanya dalam imajinasi pengarang sufi bangsa Persia, Nizami Ganjafi, tokoh Majnun bisa hidup menyendiri sampai mati demi keagungan cintanya kepada Laila, sang kekasih, selebihnya tidak, apalagi dalam alam nyata. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dia membutuhkan orang lain dalam lingkungan kehidupannya untuk berinteraksi.
             
        Filsuf Aristoteles (tahun 300 Sebelum Masehi), murid Plato, menggunakan istilah zoon politicon. Zoon berarti hewan, politicon berarti bermasyarakat. Secara harfiah istilah itu berarti hewan yang bermasyarakat. Tetapi istilah tersebut sebenarnya dipakai oleh Aristoteles dalam menerangkan sifat naluri manusia yang memerlukan masyarakat dalam hidupnya satu hal yang membedakannya dari hewan pada umumnya.          

         Adam Smith, seorang filsuf yang berlatar belakang ekonomi, menyebut homo homini socius, manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya. Penghargaan, anugerah, harga diri, marwah, respek, apresiasi, reputasi, martabat, dan sebagainya baru akan memiliki makna bila ada lingkungan sosial. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh dan menjadi dewasa karena dan bersama manusia lain. Adam Smith lebih jauh menyebut, manusia merupakan makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya.       

Dalam persaingan memperebutkan kebutuhannya manusia bahkan tidak segan-segan menjadi homo homini lupus, sebuah gagasan yang dipopulerkan oleh filsuf Thomas Hobbes. Manusia yang satu menjadi serigala bagi manusia lainnya. Kendati manusia bersaing satu dengan lainnya demi mempertahankan kepentingan, dan itu jamak terjadi dalam masyarakat modern, tetap saja gagasan homo homini lupus itu terasa sangat kejam. Namun sayangnya kekejaman itu nyata terjadi di tengah masyarakat, ketika akal budi dikalahkan oleh kepentingan sempit.

Manusia adalah homo sapiens, makhluk pemikir, yang dengan mudah sebenarnya bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang penting mana yang ugent, mana yang prioritas mana yang tidak. Tak kira seberapa besar gelombang yang menghadang hubungan sosial, perilaku organisasi, hubungan pertemanan, sehingga kebenaran diketepikan tanpa basa-basi, akal budi tetaplah harus menjadi pilar utama, sesuatu yang menjadi ruh pertemanan.

Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial   
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.Dorongan untuk makan
2.Dorongan untuk mempertahankan diri
3.Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1)penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2) penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1)Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2)Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3)Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.

Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.


Kesimpulan
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Berikut beberapa bukti bahwa manusia memerlukan manusia lainnya yaitu:
1.      Adanya suatu negara, yang terbentuk dari kelompok perorangan yang memiliki suatu visi dan misi yang sama.
2.      Adanya aturan dan budaya, yang dimana setiap manusia mematuhi, mengikuti dan menegakan hal tersebut.
3.      Adanya keluarga, manusia dilahirkan dari manusia lainnya.


Daftar Pustaka

-Berkawan biarlah seribu, drh.Chaidir, MM, 2012
-Interaksi manusia sebagai makhluk sosial, Galang D. A., 2014
-Manusia sebagi makhluk social dalam sudut pandang kema’rifatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Get Lost in Sabang

Pengantar Komputasi Modern: Komputer Kuantum

Penerapan Komputer Kuantum di Berbagai Bidang